“BINCANG LITERASI” adalah Talk Show daring dan bedah buku aneka topik untuk membuka pengetahuan dan pemahaman terhadap keragaman Indonesia melalui narasi besar Jalur Rempah dan rempah sebagai pintu masuknya.
Menyasar kalangan umum, penggemar buku dan peminat baca, bincang daring ini menggunakan sarana pertemuan virtual (googlemeet) dan ditayangkan di Youtube.
Dibawakan oleh Yanuardi Syukur sebagai tuan rumah di hari Minggu 1 x dalam sebulan.
Seperti yang kita tahu bersama, rendang berasal dari budaya Minangkabau. Olahan ini umumnya berbahan dasar daging, santan, serta aneka bumbu dan rempah, meski pada kenyataannya rendang dapat dibuat dari berbagai bahan utama lainnya, seperti ikan, kerang, telur, hingga sayur. Pada tahun 2010, proses merendang terdaftar sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda.
Berawal dari terbatasnya kepustakaan mengenai rendang kala itu, Reno Andam Suri mencoba untuk menyusuri beragam dapur-dapur rendang serta mengobservasi berbagai jenis rendang. Hasil riset dan aneka cerita menarik selama penelitian dimuat dalam buku bertajuk 'Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang'.
Di Bincang Literasi kali ini, Reno akan berbagi pengalamannya dalam mengeksplorasi rendang, dipandu oleh Yanuardi Syukur (Yayasan Negeri Rempah) yang diselenggarakan pada:
Sabtu, 10 April 2021
16.00 - 18.00 WIB
#negerirempah #jalurrempah #rempah #rempahrempah #rempanusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #bincangliterasi #bincang #literasi #rendang
Selengkapnya
Jalur Rempah dapat dipahami tidak hanya soal perdagangan rempah, tetapi juga sekaligus menghasilkan pertukaran ilmu, budaya, sosial, bahasa, keahlian-keterampilan, dan bahkan agama di antara berbagai orang yang berasal dari bermacam tempat yang jauh. Karena itu, Jalur Rempah berfungsi sebagai melting pot berbagai konsep, gagasan, dan praksis, serta menjadi sarana perpindahan semua itu dari satu tempat ke tempat lain.
Sebagai bangsa Indonesia yang berjuang untuk memajukan kehidupan bangsa, maka gagasan Jalur Rempah untuk memperkuat kepentingan nasional kita sangatlah penting untuk dibahas, dikaji, bahkan dikembangkan. Untuk itulah, maka buku Kisah Negeri-negeri di Bawah Angin (KNBA) disusun. Melalui buku ini, Jalur Rempah disajikan secara ilmiah-populer agar dapat diperdalam dalam konteks untuk menggali dan menemukan warisan masa lalu untuk masa kini dan masa depan bangsa.
Bahasan selengkapnya bersama dengan tim penulis dan desainer buku KNBA (Dewi Kumoratih, Bram Kushardjanto, Irfan Nugraha, Dian Parmantia), dipandu oleh Yanuardi Syukur yang dilaksanakan pada:
Minggu, 21 Maret 2021
16.00-18.00 wib
#negerirempah #jalurremaph #rempah #rempahrempah #rempahnusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #bincangliterasi #bincang #literasi
Sang Pengelana Kuliner, Nurdiyansyah Dalidjo menyusun cerita rempah dari orang-orang yang ditemui dalam setiap perjalanannya. Ia mencicipi kesedapan rasa dan aroma di kebun rempah, kedai, warung kopi, pasar, hingga dapur. Menjelajah hingga ke 21 daerah khas rempah di Indonesia, Diyan, demikian ia karib dipanggil, mendata semua rasa dan aroma dari Aceh hingga Ambon sejak 2014, sampai buku "Rumah di Tanah Rempah" diterbitkan di tahun 2020.
Kisah petualang periset dan jurnalis rempah ini, dipandu oleh Yanuardi Syukur (Yayasan Negeri Rempah / Rumah Produktif Indonesia) dilaksanakan pada:
Minggu, 11 Oktober 2020
16.00 - 17.30 WIB
#negerirempah #jalurrempah #rempah #rempahrempah #rempahnusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #bincangliterasi #bincangrempah #bedahbuku
Koekboek Indonesia diterbitkan pemerintah Hindia-Belanda tahun 1902, tetapi isinya masih 'tiampoer-tjampoer' dengan resep masakan Eropa. Tahukah bahwa Ibu Hartini Soekarno mengkompilasi resep khas daerah di Indonesia lebih banyak lagi? Tahukah juga bahwa Buku "Mustika Rasa" (1967) sebenarnya merupakan gabungan resep di atas kartu pos?
JJ Rizal telah banyak menerbitkan buku sejarah, baik terjemahan dari buku Belanda lama ataupun karya tulis peneliti kita tentang perjalanan negeri ini. Selain selebtwit, JJ Rizal juga banyak memberikan kuliah umum di komunitas-komunitas budaya dan pencinta sejarah.
Hardian Eko Nurseto, yang akrab dipanggil Kang Seto adalah antropolog makanan dan kebudayaan dari Universitas Padjajaran. la jago memasak dan gemar mengajak komunitas Parti Gastronomi (PG) berkumpul dan masak bersama. PG memiliki kegiatan Masak Akhir Pekan, Telusurasa, dan Delicious Rot. Kang Seto juga telah banyak menuliskan karya tulis ilmiah di bidang antropologi sosial.
Kang Seto berhasil mencoba beberapa resep di dalam buku Mustika Rasa, sebuah kompilasi Ibu Hartini Soekarno yang diterbitkan Departemen Pertanian, 1967. JJ Rizal menimpali bahwa karena diterbitkan negara, buku ini harus dilihat sebagai sebuah upaya negara untuk kampanye ketahanan pangan. Soekarno menginginkan agar negara baru bernama Indonesia ini identik tak hanya beras, atau menghapus citra sebagai daerah Hindia Belanda yang pernah terkenal dengan budaya "rijstaffel". Rijstaffel, dengan "rijs" adalah beras, dan "taffel"
Kalibrasi bahan di resep juga diperlukan, imbuh Kang Seto, karena ada beberapa bahan dan istilah ukuran bahan itu harus disesuaikan kondisi hari ini. Contohnya, jagung hari ini berisi lebih padat dan memiliki rasa lebih manis. Jagung, ubi, sagu banyak menjadi bahan di buku ini.
Dari peserta aktif di bincang tanggal 17 September 2020 ini, hadir menteri luar negeri Republik Indonesia periode 2001-2009, Dr. Hassan Wirajuda, serta pimpinan Climate Reality Indonesia dan penulis buku 'Trailing the Taste of Gorontalo, Dr Amanda Katili. Hassan Wirajuda memberi apresiasi tinggi atas cetak ulang buku ini ke Komunitas Bambu. Di bidang diplomasi budaya, buku ini juga sudah membahas tentang "tabble setting".
Mengingat masa penulisan ini adalah masa sulit, maka penggambaran tentang cara menyusun perlengkapan di atas meja, dan penyusunan peserta makan berdasarkan hierarki etisnya, menunjukkan bagaimana nasionalisme yang disuarakan melalui resep nusantara ini bukanlah nasionalisme tertutup. Sementara, Amanda Katili baru mendapatkan Mustika Rasa dari lapak buku bekas. Ditemui resep masakan Gorontalo, yang pada saat itu masih menjadi kabupaten di bawah provinsi Sulawesi Utara. Dirasakan bahwa buku ini bukan resep masakan, tapi juga pemetaan wilayah di Indonesia berdasarkan tradisi secara akurat.
Perbincangan seputar buku legendaris "Mustika Rasa" ini dilaksanakan pada:Minggu, 13 September 202016.00 - 17.30 WIB
#negerirempah #jalurrempah #rempah #rempahrempah #rempahnusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #pasarempah #interconnectivity