Loading...

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia diinisasi Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2020 untuk mendukung produk-produk UMKM Indonesia. Program ini tentunya harus didukung setiap lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, marketplace dan konsumen, hingga para pelaku UMKM.

Tak dipungkiri, perkembangan teknologi internet menciptakan ekosistem perdagangan berbasis online. Strategi ini dinilai baik dari segi efektivitas maupun keberlanjutan. Oleh sebab itu, gerakan ini selayaknya terus digaungkan agar perekonomian dalam negeri kian meningkat serta memajukan bisnis UMKM yang kini sedang terdampak pandemi COVID-19.

Dukungan promo dan perdagangan pun ikut diserukan berbagai Kementerian, aneka Marketplace, hingga Bank Indonesia dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. Hashtag #banggabuatanindonesia serta penetapan Hari Bangga Buatan Indonesia setiap tanggal 5 Mei semakin memperkuat dukungan terhadap UMKM dalam negeri.

Negeri Rempah Foundation turut mendukung gerakan ini dengan membuat 3'Fest Pasarempah, sebuah wadah yang memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mengembangkan literasi kebudayaan rempah Nusa antara dalam narasi usaha dan promosi produk. Untuk informasi dan registrasi, dapat mela tautan berikut: bit.ly/DAFTAR3FESTPASAREMPAH2021

Sumber: banggabuatanindonesia.co.id

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan ekspor perdana rempah-rempah dan komoditas lainnya ke pasar luar negeri melalui Terminal Petikemas Makassar pada 12 April 2021. Ekspor perdana ini sebesar 1.488 ton dengan nilai mencapai Rp49,9 miliar. Terdapat 14 pelaku usaha yang terlibat dalam ekspor perdana ini.

Komoditas ekspor perdana rempah meliputi kemiri, kayu manis, dan ketumbar. Rempah-rempah ini akan diekspor ke sejumlah negara seperti Hongkong, Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, Rusia, Perancis, Kanada, hingga Amerika Serikat.

Pembangunan Makassar New Port (MINP) menjadi harapan baru bagi Sulawesi Selatan dalam memperluas jangkauan ekspor. Dengan keberadaan MNP, kapal-kapal besar dari luar negeri dapat singgah di Makassar, sehingga lebih mudah mengekspor hasil pangan, peternakan, dan pertambang Dengan kata lain, terjadi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan.

Sumber: PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) (Pelindo IV)

Pada Maret 2021 lalu, Provinsi Sumatera Utara memulai ekspor andaliman ke wilayah Jerman. Sebanyak 574 kilogram andaliman milik CV SZT berhasil diekspor pada tahap perdana ini, dengan nilai mencapai 431 juta rupiah. Kegiatan ini sejalan dengan Badan Karantina Pertanian (di bawah Kementerian Pertanian), di mana ragam komoditas dan destinasi tujuan ekspor baru menjadi fokus utama tahun ini.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian Belawan membantu memfasilitasi sertifikasi ekspor bumbu rempah khas Sumatera Utara ini sesuai persyaratan yang ditentukan wilayah tujuan. Ke depan, untuk meningkatkan nilai jual, andaliman akan diolah dahulu minimal hingga setengah jadi sebelum diekspor.

Dijuluki sebagai 'merica batak', andaliman merupakan tanaman endemik khas Sumatera Utara yang berbentuk bulat kecil, berwarna hijau segar, dan terasa pedas. Rasa kelu, getir, atau 'mangintir' di lidah merupakan ciri khas utamanya, berasal dari kandungan hydroxy alpha sanshool. Rempah ini menjadi bahan esensial dalam kuliner Batak, serta juga digunakan dalam kuliner Asia Timur dan Asia Selatan.

Sumber: Kementerian Pertanian

Ada sebuah pekerjaan yang umum ditemukan di kalangan bangsawan pada abad pertengahan, dikenal dengan nama speciarius atau spicer. Philip V (Perancis) dilansir memiliki 4 petugas di kamarnya, yaitu penjahit, tukang potong rambut, tukang uji coba makanan, serta speciarius. Edward IV (Inggris) tercatat memiliki 'Office of GreatSpicery', tempat rempah-rempah disimpan, berdekatan dengan saucery (ruang saus) dan scullery (ruang cuci piring).

Tugas speciarius tidak semata-mata untuk urusan perut, seperti membumbui makanan ataupun sekadar merapikan persediaan rempah. Ia menyimpan tugas yang jauh lebih berat, yaitu sebagai konsultan kesehatan. Ia menjaga agar anggota keluarga kerajaan terhindar dari berbagai penyakit melalui rekomendasi pola makan dan pola tidur yang teratur.

Jadi, sudah jelas bahwa pada masa itu, rempah sudah dianggap sebagai sesuatu yang berharga. Mereka rela membayar lebih untuk rempah karena sadar dengan manfaat yang diperoleh, dari kuliner hingga kesehatan. Speciarius menjadi hal yang esensial serta merupakan pekerjaan yang amat diapresiasi.

Sumber: Johnson, Steven. (2016), Wonderland: How Play Made the Modern World. Riverhead Books: New York

Suatu hari, Haji Agus Salim mendapat tugas dari Presiden Soekarno bersama dengan Sri Paku Alam dan Duta Besar Republik Indonesia di Inggris mewakili presiden menghadiri upacara penobatan Ratu Elizabeth. Kejadian ini tercatat pada 3 Juni 1953. Dalam upacara penobatan ini, Haji Agus Salim menghisap rokok, yaitu rokok kretek seperti tamu agung lainnya.

Haji Agus Salim kemudian berhadapan dengan Pangeran Philip (Duke of Edinburgh, suami Ratu Elizabeth). Sang pangeran mencium aroma yang kurang sedap. Pangeran pun bertanya kepada hadirin mengenai asal bau tersebut.

Dengan berani, Haji Agus Salim menjawab, "Yang Mulia, bau yang tidak sedap itu berasal dari rokok kretek saya yang terbuat dari tembakau dan cengkeh. Boleh saja Yang Mulia tidak menyukainya, namun bau inilah yang menarik minat pelaut-pelaut Eropa datang ke negeri kami tiga abad yang Ialu." Jawaban ini menyebabkan Yang Mulia tidak dapat berkutik lagi.

Semasa hidupnya, Haji Agus Salim memang dikenal sebagai diplomat 'nyentrik. Pemikiran dan ilmu yang dimiliki menyebabkan ia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri ini termashyur tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri. Haji Agus Salim tetap menunjukkan sikapnya sebagai putra pertiwi yang tidak goyah pendiriannya demi membela nusa dan bangsa.

Sumber:

Mukayat. (1985), Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional

 

Bali Jatra yang diadakan di Cuttack, Odisha, India diselenggarakan sebagai tanda terjadinya hubungan perdagangan antara Kalinga dengan Nusantara. Selama berabad-abad, Bali Jatra dimulai pada Kartika Purnima (hari bulan purnama di Bulan Kartika, sesuai penanggalan kalender Odia) yang dianggap dapat membawa keberuntungan.

Secara harafiah, Bali Jatra berarti 'perjalanan ke Bali'. Bila menilik sejarah, Bali Jatra merupakan momen memperingati perjalanan Sadhabas (para pelaut Odisha) menyusuri Bali, Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Sri Lanka untuk berdagang komoditas, termasuk rempah dan bertukar pengetahuan. Mereka menggunakan perahu yang dikenal dengan istilah Boitas. Bali Jatra juga disebut sebagai hari kejayaan maritim India.

Kini, Bali Jatra disebut sebagai salah satu festival terbesar di Asia. Masyarakat India berkumpul di tepi sungai Mahanadi dan Brahmani untuk menaruh perahu-perahuan sebagai bentuk penghormatan pada leluhur. Pada perayaan Bali Jatra, Anda dapat mencoba berbagai wahana permainan, menggunakan perahu wisata, serta menikmati alunan musik dari panggung. Terakhir kali, festival ini diadakan pada 12-19 November 2019 dan ditiadakan sementara akibat pandemi COVID-19.

Sumber:

Odishabytes. (2019). A Peep Into What Awaits You at Cuttack's Bali Jatra

Odishabytes. (2020). COVID-19 Impact: Uncertainty Clouds Historic Bali Jatra Festival in Cuttack



Pustaha Laklak adalah sebuah tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Batak. Secara fisik, pustaha terdiri dari lampak (sampul) dan laklak (kulit kayu sebagai media penulisan). Pustaha digunakan oleh seorang datu atau seorang murid yang belajar untuk menjadi seorang datu. Pustaha biasa dibuat dari kayu atau kulit kayu pohon alim atau gaharu. Panjang kulit kayu bisa mencapai 7 meter dan lebar 60 cm. Laklak dilipat menyerupai akordeon dan dibuat lurus dan rapi hingga siap untuk ditulis.

Pustaha Laklak berisi tentang obat-obatan berbahan dasar rempah-rempah untuk mencegah guna-guna, juga mantra untuk mengobati penyakit karena racun dan ilmu hitam. Pustaha Laklak juga berisi ramalan hari baik dan buruk, serta ramalan mimpi. Selain itu, juga terkandung ilmu pengetahuan yang terbagi menjadi tiga, yaitu ilmu menyambung hidup, ilmu menghancurkan hidup, dan ilmu nujum.

Pustaha Laklak juga mencatat beberapa data terkait kemaritiman, dibuktikan dengan penyebutan bahan perahu dari kayu (parau, parparau toras tu tunggul) serta keberadaan perahu yang besar (parparau hopal na bolon). Kata laut juga disebutkan di dalamnya. Tercatat bahwa ikan yang mati di laut menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam penyiapan upacara yang berkenaan dengan upaya mematikan musuh. Dari sini, dapat dipastikan bahwa nilai-nilai berbasis kemaritiman telah dikenal masyarakat Batak sejak lampau.

Foto: Barus Hulu

Sumber:

Kemdikbud. (2017). Pustaha Laklak dan Simbol Kemaritiman yang Dikandungnya Pameran Utama Perpustakaan Nasional RI

#negerirempah #jalurrempah #rempah #rempahrempah #rempahnusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #pustahalaklak #batak

La Galigo adalah sebuah epik mitos penciptaan peradaban Bugis di Sulawesi Selatan. Naskah ditulis antara abad 13-15 M. Naskah ditulis dalam bentuk puisi berbahasa Bugis kuno dengan huruf Lontara kuno. Naskah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian awal bersifat kosmologi menceritakan asal-usul kehadiran manusia di bumi dan bagian kedua mengenai sistem yang sangat penting dalam kehidupan sosial Bugis.

Hingga kini, La Galigo masih dinyanyikan pada berbagai upacara adat. Tradisi pembacaan La Galigo dilakukan sambil dinyanyikan untuk mengusir penyakit dan roh jahat. Proses ini dikenal dengan istilah 'laolang' atau 'selleang.

La Galigo juga memuat kisah kemaritiman. Tercatat Sawerigading, ayah I La Galigo yang merupakan seorang kapten kapal. Ia mengarungi lautan menggunakan perahu ke berbagai tempat, meliputi Ternate (Maluku), Bima (Sumbawa), Jawa dan Malaka. Terdapat juga kisah mengenai orang-orang Bugis yang bermukim di pesisir pantai Sulawesi. Kapal-kapal banyak berlabuh karena pusat pemerintahan yang dekat dengan muara sungai.

Naskah berisi 6.000 halaman atau 300.000 baris teks ini membuat La Galigo menjadi salah satu naskah kuno terpanjang di dunia. Naskah La Galigo telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dokumenter dari Indonesia sebagai Memory of the World (MOW pada tahun 2011.

Foto: Wikipedia

Sumber: GNFI. (2019). I La Galigo, Karya Sastra Terpanjang di Dunia dari Bugis Pameran Utama Perpustakaan Nasional RI

#negerirempah #jalurrempah #rempah #rempahrempah #rempahnusantara #spice #spiceroute #spicerouteid #lagaligo #bugis

Yuk, perkaya perbendaharaan rasa kita dengan aneka jamuan kaya rempah dari berbagai daerah di Nusantara!

Kata 'angeun' berarti sayur, sedangkan 'lada' berarti pedas. Makanan khas selatan Banten ini merupakan olahan kuah yang menyerupai soto daging. Angeun lada kerap disajikan pada hari raya besar dan acara keluarga.

Ciri khas angeun lada adalah aroma sangat tajam yang dihasilkan dari daun walangan. Daun ini diberi nama 'walangan' karena memiliki aroma menusuk yang mirip dengan serangga walang sangit. Tanaman ini memiliki kandungan minyak atsiri, serta banyak digunakan oleh masyarakat asli pedalaman Baduy untuk mengusir hama padi dengan cara membakarnya di saung huma. Bumbu dan rempah lain yang digunakan meliputi bawang
merah, bawang putih, kemiri, dan kencur.

Secara tradisional, masyarakat Banten menggunakan daging serta jeroan atau tetelan kerbau. Agar lebih banyak orang yang tertarik untuk mencoba kuliner ini, restoran lain pada umumnya beralih menggunakan daging sapi. Masakan ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.

Foto: Tripzilla

Sumber:

Frangipani Serang | Traveling Yuk. (2018). Yuk Mengenal Angeun Lada, Kuliner Khas Banten yang Jadi Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda

Yuk, perkaya perbendaharaan rasa kita dengan aneka jamuan kaya rempah dari berbagai daerah di Nusantara!

Tabu Moitomo, dikenal sebagai kuah hitam atau kuah Bugis. Dalam Bahasa Inggris, lebih dikenal dengan nama 'black beef soup'. Makanan ini memiliki pengaruh dari Arab, Bugis, dan Ternate. Tabu moitomo umumnya disajikan pada acara-acara penting.

Warna gelap pada kuah bukan berasal dari kluwak seperti pada masakan rawon, melainkan berasal dari kelapa parut yang disangrai hingga menjadi coklat, namun tidak sampai gosong. Sekadar informasi tambahan, bahwa kelapa menjadi hal yang penting bagi masyarakat Gorontalo, dibuktikan dengan penamaan berbagai desa yang menggunakan kata 'bongo', kelapa dalam Bahasa Gorontalo.

Tabu Moitomo menggunakan iga dan sengkel sapi. Bumbu dan rempah yang digunakan meliputi daun kemangi, daun bawang, daun jeruk, daun pandan, asam jawa, jeruk nipis, cabai, bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, serai, lada, kemiri, ketumbar, pala, jinten, adas, kapulaga, dan kayu manis.

Dengan total bahan makanan yang mencapai 30-an, maka tentunya terbayang di pikiran kita akan kayanya rasa makanan yang satu ini. Penggunaan rempah yang beragam membantu meningkatkan citarasa, aroma, tekstur, warna, serta kandungan gizi.

Tabu Moitomo juga enak dipadankan dengan burasa (buras) dan sambal sagela. Makanan ini termasuk dalam 'slow and comfort food'. Makanan ini juga menjadi ikon utama Gorontalo sebagai destinasi wisata kuliner yang wajib dikunjungi.

Foto:

Pameran Jalur Rempah 2015 @pinpincahyadi

Sumber: Omar Niode Foundation | Republika. (2015). Semangkuk Tabu Moitomo

Yuk, perkaya perbendaharaan rasa kita dengan aneka jamuan kaya rempah dari berbagai daerah di Nusantara!

Pada pesta pernikahan adat Sumatera Utara, arsik tersaji bagi pasangan mempelai, disertai dengan iringan doa dan ucapan syukur. Arsik juga disajikan sebelum anak merantau, disertai dengan harapan bahwa kehidupannya di perantauan akan berhasil.

Jumlah ikan arsik yang disajikan pun juga memiliki arti tersendiri. Satu ekor untuk pasangan yang baru menikah, tiga ekor untuk pasangan suami istri yang baru saja mempunyai anak, lima ekor untuk orang tua yang sudah mempunyai cucu, dan tujuh ekor untuk pemimpin atau tetua Batak.

Arsik dapat menggunakan berbagai bahan protein, seperti ikan kembung, kakap, hingga daging babi. Klasiknya, arsik menggunakan ikan mas yang tidak dibuang sisiknya.

Andaliman menjadi rempah andalan yang tidak boleh dilupakan ketika membuat arsik. Rasa pedas menyengat yang dihasilkannya tidak dapat digantikan oleh bahan pedas lainnya, seperti cabai atau lada. Rasa kelu, getir, atau 'mangintir' di lidah merupakan ciri khas utamanya, berasal dari kandungan hydroxy alpha sanshool.

Rempah lainnya yang digunakan untuk arsik meliputi kemiri, asam cikala, asam gelugur, daun jeruk, daun salam, lengkuas, serai, bawang batak (lokio), jeruk nipis, dan cabai.

Foto: Go Wisata Sumatera

Sumber:

Taman Eden 100 | Bobo. (2017). Sedapnya Ikan Arsik Masakan Khas Batak | Indonesia.go (2019). Arsik Ikan Mas, Kuliner Batak yang Melegenda

Tepat tanggal 24 April, kita merayakan hari ulang tahun Museum Nasional. Eksistensi museum ini bermula dari berdirinya himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yang didirikan Belanda pada 24 April 1778. Pada masa itu, orang-orang mulai mengembangkan pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan.

Salah seorang pendiri BG, J.C.M. Radermacher menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kala itu, ia menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan Radermacher itulah yang menjadi cikal-bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Museum ini disebut juga sebagai Museum Gajah karena di halaman museum terdapat sebuah patung gajah perunggu yang merupakan hadiah dari Raja Chulangkorn (Rama V) dari Thailand ketika berkunjung pada tahun 1871.

Pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia yang kemudian menjadi Museum Pusat. Museum ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional di tahun 1979. Kini, Museum Nasional berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Setelah pandemi COVID-19 berlalu, yuk kunjungi museum agar pengetahuanmu kian bertambah!


Foto: Disparbud
Sumber: Museum Nasional

#negerirempah #jalurrempah #rempahnusantara #rempahrempah #rempah #spicerouteid #spiceroute #museumnasional #museumgajah #wisatamuseum #museum #jalanjalan #wisata #jakarta #museumjakarta #museumindonesia

Museum Jamu Hortus Medicus merupakan sebuah Instalasi dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (Babe Litbang TOOT) yang dirintis sejak September 2012. Babe Litbang TOOT berdiri sejak tahun 1948, pertama kali berupa Rintisan Kebun Tanaman Obat bernama "Hortus Medicus" yang digagas oleh R.M. Santoso Soerjokoesoemo dengan maksud untuk mendokumentasikan tanaman obat Indonesia dengan baik.

Museum ini bertujuan untuk melestarikan dan membudayakan jamu sebagai kesehatan tradisional Indonesia dengan menggunakan kerangka saintifikasi jamu. Museum juga dimanfaatkan sebagai bagian dari Program Wisata Kesehatan Jamu Babe Litbang TOOT untuk kalangan akademisi atau ilmuwan, dunia usaha, pemerintah, dan komunitas.

Museum Jamu "Hortus Medicus" menyimpan berbagai macam koleksi yang dikelompokkan dalam ruangan, yaitu Ruang Herbarium, Ruang Pamer, Ruang Bahan Jamu, Ruang Budaya, Ruang Produk Jamu, Ruang Prestasi, dan Ruang Naskah Jamu.

Setelah pandemi COVID-19 berlalu, yuk kunjungi museum agar pengetahuanmu kian bertambah!

Foto: Litbang Kemenkes
Sumber: Archieven. (2017). Museum Jamu Hortus Medicus, Karanganyar

#negerirempah #jalurrempah #rempahnusantara #rempahrempah #rempah #spicerouteid #spiceroute #museumjamu #hortusmedicus #wisatamuseum #museum #jalanjalan #wisata #jawatengah #jateng #museumjateng #museumindonesia

Sejarah bangunan Museum Bahari tak bisa dilepaskan dari sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa. Sebab, bangunan yang kini menjadi museum ini merupakan bagian dari riwayat perniagaan yang berlangsung di Sunda Kelapa masa lalu. Gedung ini pernah amat berjasa dalam kegiatan perdagangan di Batavia. Selama ratusan tahun, Kongsi Dagang Belanda (VOC) dan pemerintah Belanda menjadikan gedung ini sebagai gudang tempat penyimpanan aneka komoditas yang mereka butuhkan, baik untuk masyarakat Belanda maupun Eropa, dan begitu pula sebaliknya.

Gudang ini dibangun pada tahun 1652 pada akhir kepemimpinan Gubernur Jenderal Christoffel van Swoll. Gudang ini dijadikan tempat penyimpanan rempah-rempah, seperti pala, cengkeh, dan lada. Selain itu, disimpan juga aneka komoditas lain seperti cabai, kain, beras, kopi, teh, kayu, dan sebagainya. Aktivitas di pergudangan terus meningkat di masa-masa kemudian, sehingga bangunan gudang diperluas tahap demi tahap hingga tahun 1759. Sejak didirikan lebih dari 300 tahun silam hingga Indonesia merdeka, bangunan tetap difungsikan sebagai gudang hingga pada 7 Juli 1977, di bawah kepemimpinan Ali Sadikin, berubah fungsi sebagai museum.

Museum Bahari menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa, baik masa keemasaannya hingga memudarnya di penghujung abad 19 seiring dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.

Setelah pandemi COVID-19 berlalu, yuk kunjungi museum agar pengetahuanmu kian bertambah!

Foto: Disparbud
Sumber: Museum Bahari


#negerirempah #jalurrempah #rempahnusantara #rempahrempah #rempah #spicerouteid #spiceroute #museumbahari #wisatamuseum #museum #jalanjalan #wisata #jakarta #museumjakarta #museumindonesia

Memasuki masa pandemi COVID-19, kita jadi sering mendengar istilah antiseptik. Antiseptik dikatikan dengan asepsis, yaitu sebuah keadaan dimana tidak ada kontak dengan bakteri, virus, maupun mikroorganisme lainnya.

Antiseptik sering disamakan dengan disinfektan, padahal keduanya berbeda. Antiseptik umumnya membantu menghambat perkembangan mikroorganisme yang ada di dalam tubuh, sedangkan disinfektan membantu mencegah menempelnya mikroogranisme pada permukaan barang, seperti perabotan, lantai, dan pakaian. Bila demikian adanya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa mengonsumsi rempah secara teratur merupakan sebuah langkah preventif untuk mengatasi berbagai penyakit akibat kehadiran mikroogranisme jahat di dalam tubuh.

Sebagai informasi, seluruh bagian tanaman rempah, seperti kulit kayu, bunga, daun, akar, biji, batang, dan lainnya memiliki kandungan minyak yang dapat disuling menjadi minyak esensial. Setiap rempah memiliki kandungan minyak yang berbeda satu sama lain, bahkan kerap dicampur sehingga menghasilkan formula baru yang unik. Minyak esensial ini dapat diolah menjadi berbagai produk turunan, termasuk di dalamnya adalah produk antiseptik, meliputi hand sanitizer, cairan pembersih, obat luka atau infeksi, obat kumur, dan sabun.

Sumber:

de Guzman, C.C. dan Siemonsma, J.S. (ed). (1999). Plant Resources of South-East Asia No.13. Spices. Leiden: Backhuys Publishers

Sehatq. (2020). Mengenal Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan untuk Mencegah COVID-19

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #antiseptik #antiseptic #hygiene #covid19 #covid

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), astringen merupakan zat yang menyebabkan pengerutan jaringan, sehingga dapat mengurangi sekresi. Zat ini digunakan sebagai obat luar untuk merawat kulit. Sifat astringen ini dapat ditemukan pada cengkeh, pala, kayu manis, lada, jahe, kunyit, dan lain-lain.

Etanol merupakan zat astringen yang paling umum dimanfaatkan. Etanol menjadi penting karena kerap digunakan dalam membuat oleoresin, campuran resin dan minyak atsiri yang didapat dengan proses ekstraksi. Kandungan oleoresin dapat ditemukan pada krim pengencang kulit.

Ada juga aluminium klorohidrat yang digunakan sebagai antiperspiran yang berfungai untuk mengontrol dan mencegah produksi keringat berlebih dalam tubuh. Dengan kata lain, antipersipran tidak hanya dapat membantu menghentikan keringat, namun sekaligus juga memberi aroma segar. Fungsi ini dimanfaatkan dalam produk deodoran.

Selain itu, juga dikenal THC (tetrahidrocurcuminoid) yang digunakan dalam pembuatan tabir surya, krim untuk melindungi kulit dari paparan UV A dan UV B pada sinar matahari.

Sumber:

de Guzman, C.C. dan Siemonsma, J.S. (ed). (1999). Plant Resources of South-East Asia No.13. Spices. Leiden: Backhuys Publishers

Jayanudin. (2012). Ekstraksi Kulit KayuManis Menjadi Oleoresin Menggunakan Pelarut Etanol

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #astringen #astringent