Loading...

Ketika batuk berdahak, kemungkinan besar terjadi infeksi di dalam saluran pernapasan. Untuk melawan infeksi ini, maka dibentuklah dahak sebagai bentuk perlindungan (antibodi) yang membantu melawan infeksi. Namun, ketika produksi dahak berlebih, maka saluran pernapasan menjadi terganggu. Di saat seperti inilah, Anda membutuhkan ekspektoran.

Dengan ekspektoran, pengeluaran dahak akan menjadi lebih mudah karena ia membantu menurunkan tingkat kekentalan dahak. Ekspektoran juga merangsang terjadinya batuk, sehingga dahak tidak terus menumpuk di saluran pernapasan.


Zat ekspektoran alami dapat ditemukan pada jehe, kunyit, adas, timi, lada, kapulaga, dan lainnya. Ada beberapa jenis zat pada rempah yang berfungsi sebagai ekspektoran. Yang paling umum kita kenal adalah gingerol, terdapat pada jahe, biasa dimanfaatkan untuk obat batuk. Ada juga sineol pada kapulaga yang dapat ditemukan dalam produk permen pedas.

Sumber:

de Guzman, C.C. dan Siemonsma, J.S. (ed). (1999). Plant Resources of South-East Asia No. 13. Spices. Leiden: Backhuys Publishers

Alamipedia. (2017). Ekspektoran dan Mukolitik (Obat Batuk)

Okezone. (2017). Ini Lho Bedanya Obat Batuk Berdahak dan Batuk Kering


#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #ekspektoran #expectorant #obat #obatbatuk

Jauh sebelum Black Death, kasus penyebaran penyakit pes dikarenakan bakteri Yersinia pestis sudah pernah ada. Pandemi ini dikenal dengan nama Plague of Justinian, sesuai dengan nama kaisar Romawi yang berkuasa pada saat itu, Justinianus I. Plague of Justinian menyebar di sekitar Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa.

Wabah ini muncul pertama kali tahun 542 di Konstantinopel, ibukota kekaisaran Romawi yang sekaligus menjadi kota terbesar dan termakmur di Eropa. Kala itu, Afrika Utara mengekspor berbagai komoditi, seperti kertas, minyak, gading, budak, hingga beras yang menjadi tempat tinggal favorit untuk kutu dan tikus. Sesampainya di Konstantinopel, tikus-tikus ini memasuki wilayah kerajaan. Sang kaisar juga terkena virus tersebut, namun menjadi salah satu yang selamat di antara 30 - 50 juta orang yang meninggal akibatnya.

Pada waktu itu, dikenal istilah 'humorism treatment, yaitu perawatan secara alami melalui gaya hidup sehat. Namun, kegiatan ini dilakukan dengan para ahli. Keterbatasan akses dengan mereka menyebabkan sebagian dari yang terjangkit memutuskan untuk melakukan 'home remedy, seperti mandi air dingin, memakai jimat dan cincin, dan menggunakan berbagai obat dan bubuk khusus yang mengandung rempah-rempah.

Foto: Wikipedia


Sumber:

Ancient. (2014). Justinian's Plague

National Geographic. (2014). Two of History's Deadliest Plagues were Linked, with Implications for Another Outbreak

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #wabahbesardunia #wabah #pandemi #epidemi #plagueofjustinian

Pada tahun 1347 hingga 1351, Eropa dilanda sebuah wabah pes yang disebut dengan Black Death (Maut Hitam). Wabah ini membinasakan sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa, atau sekitar 75 sampai 200 juta nyawa manusia di seluruh dunia. Gejala awalnya ditandai dengan bagian kulit yang menghitam karena jaringan yang mati. Penyakit pes yang mendunia ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Pandemi ini berawal dari tikus-tikus yang menyelinap ke berbagai kapal dagang dan bersembunyi di antara berbagai muatan kapal.

Pada waktu itu, salah satu pencegahan agar wabah tidak kian menyebar adalah dengan mencampurkan bahan-bahan rempah seperti kamphor, mint, pala, cengkeh, dan kemenyan ke udara busuk yang dihirup masyarakat. Caranya, rempah-rempah tersebut dibakar dan uapnya digunakan untuk mensterilkan udara. Agar terhindar dari si Maut Hitam, dokter-dokter di sana menggunakan semacam topeng khusus yang berisikan bahan rempah tersebut. Kehadiran sosok dokter bertopeng ini kemudian dianggap sebagai simbol kematian. Baju yang dipakai oleh mereka merupakan bentuk awal dari pakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang kita kenal sekarang.

Cara lainnya adalah dengan menahan para pelaut untuk tetap berada di kapal selama 30 hari sampai terbukti tidak sakit,yang dikenal sebagai 'trentino. Kemudian, waktu penahanan diperlama menjadi 40 hari, yang dikenal dengan nama quarantino, asal kata untuk karantina yang umumnya dilakukan ketika menghadapi wabah.

Foto: Public Domain Review

Sumber:

Syukur, Y., Kumoratih, D., Nugraha, I, Kushardjanto, B., dan Wanastri, P. (2018). Kisah Negeri-Negeri di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Negeri Rempah

National Geographic. (2020). Karantina Hingga Vaksin, Inilah Akhir dari 5 Wabah Terparah di Dunia

Public Domain Review. Plague Doctor Costumes

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #wabahbesardunia #wabah #pandemi #epidemi #blackdeath #mauthitam

Smallpox atau yang kita kenal sehari-hari dengan cacar disebabkan oleh virus Variola. Penyebarannya melalui udara. Bila terkena cacar, kulit akan meniadi kemerahan dan berbintik yang mudah pecah, serta berisikan cairan.

Di Indonesia, cacar pertama kali masuk pada tahun 1644. Wabah meluas dari Jawa menuju hingga ke Maluku dan Bali pada abad ke-19. Di Jawa, cacar dianggap sebagai penyakit alamiah, sehingga umumnya mereka menggunakan obat-obatan dari dukun. Dalam Serat Centhini, tertulis rempah krokot, adas, dan pulosari yang diborehkan ke seluruh bagian yang terkena cacar. Orang yang terkena cacar harus diisolasi agar tidak menulari yang lain. Di wilayah lain, karena kurangnya pengetahuan, mereka yang terkena cacar cenderung diusir keluar dari wilayahnya karena dianggap sebagai kutukan.

Di luar negeri, penyakit ini malah dikembangbiakkan sebagai senjata biologi untuk kebutuhan perang. Kekacauan muncul pada 1775-1782, saat perang revolusi Amerika Serikat. Waktu itu, Inggris mengirim warga yang terkena cacar untuk menulari pasukan Amerika.

Secara global, cacar menjadi epidemi pertama yang dapat disembuhkan dengan vaksin. Vaksin cacar ditemukan pada tahun 1796 oleh Edward Jenner. Ia mengembangkannya dari cacar sapi. Tahun 1980, WHO meminta kepada berbagai negara agar tidak mengembangkan kembali virus cacar.

Foto: Science source

Sumber:

Historia. (2019). Gelegar Senjata Biologis Cacar

Wulandari, Ari. (2018). Pandangan Penutur Bahasa Jawa terhadap Cacar: Kajian Etnolinguistik. Yogyakarta: Mozaik

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #wabahbesardunia #wabah #pandemi #epidemi #cacar #smallpox

Kisah petualangan Awang (Enrique de Malacca) bermula dari pekerjaannya di kapal pengangkut rempah di Maluku. Ketika ia berusia 10 tahun, ia memulai perjalanannya menyusuri berbagai kota pelabuhan di Nusantara.

Pertemuannya dengan Magellan bermula ketika ia merantau ke Malaka. Kala itu, Malaka direbut oleh Portugis di bawah pemerintahan Alfonso d'Albuquerque pada tahun 1511. Magellan sendiri merupakan anak buah dari Alfonso. Waktu itu, Malaka berstatus sebagai kota pelabuhan penting karena merupakan jalur dagang antara Nusantara dengan Cina & India. Awang kemudian dibawa ke Portugis oleh Magellan.

Singkat cerita, Magellan membelot ke Spanyol dan memulai ekspedisi ke Maluku menggunakan rute Barat pada tahun 1519. Dari seluruh awak kapal yang dibawa Magellan, hanya Awang yang dapat berbahasa Melayu. Harapannya, pintu dialog dapat terbuka dengan mudah. Ditambah, ia pun juga mengenal rute Hindia, serta memahami budaya dan adat istiadatnya.

Perjalanan mengelilingi bumi 360" sebenarnya sudah berhasil dilakukan Enrique ketika mendarat di Cebu, Filipina. Perjalanannya terhenti di Mactan, ketika ia dan Magellan diracun di sana. Perjalanan menuju Maluku dilanjutkan oleh Elcano beserta dengan awak kapal yang masih selamat.

Pada akhirnya, nama Awang kurang terkenal, bahkan terkesan ditutup-tutupi. Magellan tetap diberikan gelar sebagai penjelajah sirkumnavigasi oleh Spanyol, meskipun sebenarnya ia tidak tuntas kembali ke wilayah asalnya. Awang-lah yang justru menjadi catatan yang lebih penting karena ia merupakan penjelajah Nusantara yang sesungguhnya berlayar melintasi berbagai belahan dunia.

Foto: enriquedemalacca.com

Sumber: GNFI. (2018). Benarkah Penjelajah Pertama Dunia adalah Putra Maluku

Indonesia.go.id. (2019). Pengeliling Bumi Pertama adalah Orang Indonesia

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #awang #enriquedemalacca #enrique

Fakhruddin Abdul Khair merupakan Sultan Gowa ke-26. Semasa pemerintahannya di Kesultanan Gowa, ia kerap mendapat tekanan dari Belanda. Sultan Fakhrudin diduga memiliki hubungan dagang yang lebih dekat dengan Inggris. Hal ini dibuktikan Belanda dengan keterlibatannya pada Cella Bangkahulu, sebuah bentuk kerja sama politik dengan Inggris yang bertujuan untuk melemahkan monopoli dagang Belanda di Bima, NTT.


Pada 1767, Sultan Fakhruddin ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Ceylon. Di sana, Sultan Fakhruddin memiliki anak laki-laki dari wanita lain (selain dari istrinya, Siti Hapipa) yang dinamainya Karaeng Sangunglo. Sangunglo sempat belajar mengenai kemiliteran melalui program Resimen Melayu Ceylon yang bertujuan untuk mempersiapkan armada untuk menyerang bangsa Timur. Tercatat, ada 6 saudara tiri Sangunglo yang juga mengikuti resimen ini.

Perebutan wilayah Kandy, Ceylon yang pertama dilakukan oleh pihak Belanda pada tahun 1761. Sangunglo melihat rakyat Ceylon yang ditindas oleh Belanda. Inilah awal mula Sangunglo membelot dan memutuskan untuk bergabung menjadi pasukan pengawal Kandy.


Tahun 1803, pasukan Inggris berkeinginan untuk merebut Kandy. Dalam pertempuran ini, Sangunglo bertempur dengan pasukan dari Resimen Melayu Ceylon, termasuk diantaranya 2 saudara tiri Sangunglo, Nuruddin dan Saifuddin yang pro Inggris. Sangunglo sempat bernegosiasi dengan mereka untuk bergabung ke pihak Kandy, namun ditolak. Singkat cerita, Inggris kalah telak, namun Sangunglo tewas di tangan Mayor Davie. Armada Kandy lalu menawan pasukan Inggris, termasuk kedua saudara tirinya.

Kisah Karaeng Sangunglo menjadi sebuah bukti bahwa hubungan antara Indonesia dan Sri Lanka telah terjalin sejak lama.


Sumber:

Arsy. (2015). Karaeng Sangunglo Bangsawan Gowa Dikenang Sebagai Pahlawan di Sri Lanka

Suryadi. (2008). Sepucuk Surat dari Seorang Bangsawan Gowa di Tanah Pembuangan (Ceylon): Wacana

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #karaengsangunglo #sangunglo

Yusuf al-Makassari lahir pada era pemerintahan Gowa-Tallo. Pada masa ini, Gowa sudah menjadi kesultanan di bawah pemerintahan Sultan Alauddin. Yusuf berguru agama Islam ke syed Ba'alawi bin Abdullah (ulama Yaman) dan Syekh Jalaluddin Aidit (ulama Aceh). Untuk memperdalam keilmuan dalam beragama, ia memutuskan untuk berangkat ke Hijaz, Arab melalui jalur laut pada tahun 1644.

la sempat singgah di Banten dan Aceh terlebih dahulu sebelum tiba di Timur Tengah. Dari kedua wilayah ini, ia meneruskan perjalanannya ke Sri Lanka, Yaman, Mekkah, Madinah, dan Turki. Di sana, ia juga mengajat berbagai santri asal Nusantara yang selanjutnya menjadi para penerus agama Islam di Sulawesi selatan. Ia menghabiskan waktu hingga 20 tahun di Timur Tengah.

Dalam perjalanan pulang ke Nusantara (1790), Yusuf mendengar bahwa Kesultanan Gowa kalah melawan Belanda, sehingga Yusuf mengambil keputusan untuk menetap di Banten. Oleh Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), ia diangkat menjadi penasihat kerajaan. la membantu Kerajaan Banten berperang melawan VOC. Singkat cerita, Kerajaan Banten kalah dan karena ia dianggap memiliki pengaruh yang kuat, Belanda memutuskan untuk mengasingkannya ke Sri Lanka pada 1682.

Pengasingan yang harus ia jalani tidak menghambat semangatnya untuk menyebarkan agama Islam. Di sana, ia memiliki ratusan murid yang berguru padanya. la pun masih bisa berkomunikasi dengan para pengikutnya yang berasal dari Nusantara. Hal ini diketahui Belanda dan ia pun diasingkan ke tempat yang lebih jauh yaitu Capetown, Afrika Selatan. Hingga akhir hayatnya, ia tetap giat berdakwah. Tahun 1699, Ia meninggal dan jenazahnya dibawa pulang atas permintaan Sultan Gowa pada tahun 1705. Berkatnya, agama Islam dapat menyebar dari wilayah Asia hingga Afrika. Ia pun diangkat menjadi pahlawan nasional di Indonesia dan Afrika Selatan.

Foto: GNFI

Sumber:

Hamid, Abu. (1994). Syekh Yusuf Makassar: Seorang Ulama, Sufi, dan Pejuang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Lontar. (2019). Mengapa Mitos Soal Syekh Yusuf Terus Mengalun di Makassar

NuOnline. (2016). Sufisme Syekh Yusuf al-Makassari

#negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #almakasarri

Cerita Sinbad dimulai pada masa perdagangan di era Bani Abbasiyah, kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad. Salah satu pedagang Arab yang diduga kuat menjadi pemicu munculnya karakter Sinbad adalah Sulaiman AI Tajir, pedagang dari kota Siraf, pesisir Teluk Persia, Selat Hormuz. Dari wilayah Siraf, berbagai komoditas, termasuk rempah dikirim ke Arab Selatan dan Afrika Timur. Catatan Sulaiman AI Tajir ini juga menjadi penting dalam mengungkap bukti keberadaan bangsa Arab yang melintasi perairan Belitung, ditandai dengan penemuan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) berupa kapal dhow yang berlayar dari Muscat, Oman ke Cina dan tenggelam di Belitung.

Dalam cerita aslinya, Sinbad berkeinginan untuk menjadi orang kaya. Untuk menggapai cita-citanya, ia menjadi pelaut yang berkelana mengarungi samudera, melawan berbagai monster laut dan badai, serta berdagang. Melalui berbagai petualangan, pada akhirnya ia menyadari bahwa perjuangan menjadi kaya tidaklah semudah yang ia bayangkan. Ia diceritakan sebagai pelaut yang tangguh dan beruntung karena berhasil melepaskan diri dari ganasnya samudera sebanyak 7 kali.

Kisah Sinbad menginspirasi berbagai petualang, pedagang, sekaligus pelaut di era selanjutnya, seperti Ibnu Batutah, Ibnu Majid, dan lainnya.


Sumber:

Khakzad, Sorna. (2014). Maritime Aspects of Medieval Siraf, Iran: A Pilot Project for the Investigation of Coastal and
Underwater Archaeological Remains

Krahl, Regina. (2010). Shipwrecked: Tang Treasures and Monsoon Winds. Singapore:
Smithsonian Institution

Momjunction. (2019). 7 Fantastic Voyages of Sinbad, the Sailor' Story

#penjelajahrempah #parapenjelajahrempah #dongeng #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #sinbad

Film Disney 'Moana' yang identik dengan eksplorasi mengarungi samudera terinspirasi dari cerita rakyat (folklore) yang hidup di masyarakat Polynesia, Kepulauan Pasifik. Disney memulainya dengan mendirikan Oceanic Story Trust, sebuah Iembaga riset di balik pembuatan film Moana. Mulai dari penelitian, survei, hingga pengumpulan aset visual untuk interpretasi kreatif film, semua dilakukan untuk memastikan bahwa kisah yang diangkat dapat seakurat mungkin dengan pemaknaan masyarakatnya.

Polynesia adalah bagian dari rumpun peradaban penutur bahasa berciri Austronesia. Yang jarang diketahui secara umum adalah bahwa ciri bahasa Austronesia juga memiliki akar di Indonesia. Beberapa tradisi masyarakat adat Nusantara ternyata menunjukkan keterkaitan yang unik dengan film Moana, baik dari bahasa dan tradisi yang berkaitan dengannya. Seperti misalkan, simbol mata kail Maui dari tulang, perahu berlunas ganda, dan ayam jago yang selalu dibawa merupakan ciri khas ke-Austronesia-an. Tradisi Austronesia inilah yang menjadikan kita sebagai bangsa bahari, penjelajah lautan, mahir berpindah tempat (nomaden), serta dibekali dengan keterampilan.


Dalam tradisi ingkuga koservasi alam di lingkungan masyarakat adat Tau Taa Vana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah dikenal istilah yang mengandung kata Moana yang berkaitan dengan proses terciptanya alam seperti digambarkan dalam film tersebut, yaitu wato-moana. Wato-moana merupakan sebuah perintah untuk menciptakan keadaan dan berperilaku baik terhadap hutan dan tanaman yang ada di dalamnya. Wato-moana bisa mewujudkan diri dalam bentuk pohon, dan bila tertebas, maka kesialan dan kecelakaan akan selalu menimpa mereka sepanjang hidup. Kisah serupa dimunculkan dalam film ini, yaitu ketika jantung Pulau Motunui, Te Fiti dicuri, maka timbul bencana dan kutukan.

Foto: IMDb

Sumber:

Alie, M. Humaedi. (2013). Tradisi Pelestarian Hutan Masyarakat Adat Tau Taa Vana di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah

Slashfilm. (2016). How Disney Formed the Oceanic Story Trust to Make 'Moana' More Authentic

#penjelajahsamudera #parapenjelajahsamudera #dongeng #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #moana

Rempah senantiasa menjadi inspirasi yang erat dengan eksotika dan misteri. Bangsa Barat tentunya memiliki imajinasi tersendiri mengenai rempah, termasuk ketika ia menjadi referensi science-fiction terkenal, Star Wars (1977).

Amerika sendiri baru memulai perjalanan rempahnya di tahun 1672. Pada tahun 60-70-an di Amerika, pemahaman rempah sebagai bahan makanan dan pengawet mulai memudar, sedangkan popularitas obat psychedelic mulai meningkat. Bila merujuk pada era awal penggunaan rempah di Amerika ini, maka 'spice' di Star Wars adalah sebuah bentuk eufemisme, yang sebenarnya merujuk pada obat-obatan yang dapat memperpaniang hidup dan mempengaruhi kesadaran.

Poe Dameron sendiri merupakan anggota Spice Runners of Kijimi, grup penyelundup yang dipimpin oleh Zori Bliss selama perang antara gerakan militer Order dan Resistance. Poe bergabung dengan Spice Runners sejak remaja, hingga akhirnya ia menjadi pilot di New Republic dan bergabung dengan Resistance.


Menurut cerita, 'spice' banyak ditemukan di Planet Kessel. Untuk mendapatkannya, ternyata cukup berbahaya, sehingga hanya budak yang dapat dipekerjakan. Hadangan yang dapat ditemui, mulai dari perang dengan nomad, badai pasir, hingga cacing pasir raksasa. Setelah 'spice' didapat, para penyelundup ini menggunakan Kessel Run, sebuah rute hyperspace yang mengantarkannya pada pelanggan di pasar gelap.

Foto: Ultimate Comics

Sumber:

Food & Wine. (2017). Why Spice is a Staple of Science Fiction

Popsugar. (2019). What is Spice in Star Wars
Wookiepedia. Starwars Fandom; Poe Dameron

Wookiepedia. Starwars Fandom; Spice Runners of Kijimi

#penjelajahrempah #parapenjelajahrempah #dongeng #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #poedameron #starwars #sciencefiction #scifi

Eijkman datang ke Indonesia terkait dengan penyakit beri-beri yang pada tahun 1860-an menjadi epidemi di Kepulauan Melayu. Penyakit ini awalnya banyak diderita oleh tentara Belanda yang kemudian mulai menyerang penduduk di Pulau Jawa. Gejala awalnya mulai dari melemahnya otot dan sendi tubuh hingga berujung pada lesu, hilang kesadaran, dan meninggal dunia.

Hipotesis awal adalah beri-beri merupakan penyakit menular. Namun, ini terbantahkan setelah ia melakukan uji coba pada ayam peliharaan laboratoriumnya yang terserang penyakit semacam polineuritis pada manusia. Penelitiannya menggunakan 2 variabel yang berbeda, yaitu menggunakan beras yang disajikan untuk pasien rumah sakit militer dan beras yang didapat dari pasar. Dari hasil percobaannya, ternyata beras yang didapat dari pasar mengandung zat patogen. Beras tersebut diduga telah diputihkan, sehingga mengandung semacam racun. Padahal, jenis beras ini merupakan beras yang dikonsumsi masyarakat Jawa pada umumnya. Zat penawarnya justru terdapat pada sekam padi atau kulit ari beras yang terdapat pada beras untuk pasien RS.

Melalui serangkaian penelitian ilmuwan lainnya, zat penawar tersebut kemudian didentifikasikan sebagai vitamin. Atas penelitiannya dan jasanya dalam mengungkap kasus pandemi ini, Eijkman mendapat hadiah Nobel pada 1929.

Kini, namanya diabadikan sebagai nama lembaga penelitian pemerintah yang bergerak dalam bidang biologi molekuler, Eijkman Institute di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Foto: Wikimedia Commons

Sumber:

Donath, W.F., M.D. (1897). A Short History of Beri-beri Investigations in the Netherlands Indies.

Tirto. (2019). Christiaan Ejkman, Mantan Dokter Militer Menguak Misteri Beri-Beri.

#berjasa #berjasabagiindonesia #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #christiaanejkman #eijkman #eijkmaninstitute #beriberi #vitamin

Rumphius merupakan botanis asal Jerman yang bekerja di bawah VOC. Ia mengabadikan hidupnya mendokumentasikan berbagai spesies tumbuhan dan hewan di Ambon sejak 1627. Meski menderita glaukoma, ia tetap semangat dalam menulis dan berkarya.

Hasil penelitiannya selama di Ambon dibukukan dalam karya monumentalnya, Herbarium Amboinense pada 1750, 40 tahun setelah ia meninggal. Buku ini berisikan lebih dari 1.700 spesies beserta 1.060 ilustrasi. Karya fenomenal Rumphius lainnya berjudul D'Amboinsche Rariteitkamer, mencantumkan informasi mengenai alat dari jaman prasejarah.

Rumphius tidak hanya dikenal sebagai naturalis, namun juga ialah ilmuwan Eropa pertama yang menaruh perhatian terhadap era prasejarah Indonesia. Namanya juga diabadikan sebagai epitet berbagai tanaman di Ambon. Maka, tak heran bila ia dikenal sebagai naturalis sekaligus homo-universalis.ㆍ

Foto: Wikimedia Commons

Sumber: Jarvis, C.E. (2019). Georg Rumphius' Herbarium Amboinense (1741-1750) as a Source of Information on Indonesian Plants for Carl Linnaeus (1707-1788)

#berjasa #berjasabagiindonesia #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #georgeberhardrumphius #rumphius #rumpf #herbariumamboinense #amboinsche #rariteitkamer

Alfred Russel Wallace adalah ahli biologi asal Inggris yang memiliki ketertarikan dengan keanekaragaman hayati Indonesia, terbukti dengan ekspedisi Wallace di Indonesia yang berlangsung selama 8 tahun, dari 1854-1862. Berbagai catatan dan spesimen hasil penelitiannya kemudian dikumpulkan dalam buku bertajuk "The Malay Archipelago" (London, 1869).

Wallace tidak hanya mengamati flora dan fauna, tetapi ia juga mengamati manusia, terutama suku-suku yang ia temui di Maluku dan Sulawesi. Ia juga mencatat berbagai daftar kosakata lokal serta adat-istiadat dan asal-usul wilayah.

Pengamatannya mengenai perbedaan zoologi menjadi awal bagi Wallace untuk menarik garis khayal yang kemudian dikenal sebagai garis Wallace, mulai dari Selat Lombok, melalui Selat Makassar, hingga selatan Filipina. Wilayah Wallacea sendiri meliputi Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Wallace juga menemukan teori seleksi alam. Ia meyakini bahwa seleksi alam menjadi penentu berkembangnya jagat raya yang kita kenali
sekarang.

Foto: Wikipedia

Sumber:

Pusat Riset Wilayah Laut ddan Sumberdaya Nonhayati. (2004). Ekspedisi Wallacea Indonesia 2004. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan


#berjasa #berjasabagindonesia #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #alfredrusselwallace #wallace #wallacea #themalayarchipelago #teoriseleksialam #seleksialam

Sebuah catatan harian Tiongkok menceritakan perjalanan bhiksu Buddha, I-Tsing pada tahun 671 M dengan menumpang kapal Po-sse dari Kanton ke arah selatan, yaitu ke Fo-shih (Sriwijaya). Catatan harian itu mengindikasikan kehadiran orang-orang Persia di bandar-bandar di pesisir laut Tiongkok Selatan dan Nusantara.

Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Persia dan Sriwijaya rupanya dibarengi dengan hubungan persahabatan di antara kerajaan-kerajaan di kawasan yang berhubungan dagang. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa surat dari Maharaja Sriwijaya yang dikirim melalui utusan kepada Khalifah Umar ibn 'Abd. Al-Aziz (717-720 M), salah satunya membicarakan mengenai pemberian hadiah sebagai tanda persahabatan.


Bukti-bukti arkeologis yang mengindikasikan kehadiran pedagang Po-sse di Nusantara adalah dengan berbagai penemuan artefak dati gelas dan kaca berbentuk vas, botol, dan lainnya. Dari Nusantara, para pedagang Po-sse membawa hasil hutan berupa kemenyan dan kapur barus.

Foto: Pixabay

Ilustrasi: National Geographic

Sumber:

Syukur, Y., Kumoratih, D., Nugraha, I., Kushardjanto, B., dan Wanastri, P. (2018). Kisah Negeri-Negeri di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Negeri Rempah

#penjelajahrempah #parapenjelajahrempah #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #itsing #yjing #sriwijaya

Hubungan pelayaran dan perdagangan yang kemudian dilanjutkan dengan hubungan politik, pada masa yang kemudiaan menimbulkan proses islamisasi. Pada abad ke-13 M, muncul kerajaan Islam, Samudera Pasai yang makin mempererat hubungan antara Sumatera dan negara-negara di Arab dan Persia.

Pada pertengahan abad ke-14 M, Ibnu Batutah singgah di Pasai yang pada waktu itu diperintah oleh Sultan Malik al-Zahir. Ahli-ahli tasawuf atau kaum sufi juga berdatangan ke Samudera Pasai. Selain keagamaan, intensitas hubungan perdagangan antara Persia dan kerajaan di Nusantara meningkat, terutama terkait dengan rempah.

Tidak mustahil di beberapa tempat yang dikunjungi pedagang Persia, tinggal dan menetap pula orang-orang Persia. Di tempat ini, timbul juga kontak budaya antar dua budaya yang berbeda.

Foto: telegraph.co.uk

Sumber:

Syukur, Y., Kumoratih, D., Nugraha, I., Kushardjanto, B., dan Wanastri, P. (2018). Kisah Negeri-Negeri di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Negeri Rempah

#penjelajahrempah #parapenjelajahrempah #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #ibnubatutah #ibnbattuta

Situs Muaro Jambi merupakan bukti bahwa agama Buddha berkembang pesat di Sriwijaya. Posisi Sriwijaya sebagai salah satu pusat ajaran agama Buddha yang diperhitungkan di Asia juga diperkuat dengan kedatangan Atisa Dipankara, putra raja dari Kerajaan Bengal, India tahun 1013 untuk mempelajari agama Buddha dari Dharmakirti, salah seorang pendeta Buddha paling terkenal pada masa itu. la mempelajari Prajnaparamitha, filosofi Buddha tertinggi. Setelah Dharmakirti, Atisa menjadi guru besar Nalanda. la kemudian menjadi tokoh pembaharu agama Buddha di Tibet yang jejak ajarannya masih dapat ditemukan di Tibet sampai sekarang. Abad ke-10 merupakan masa paling makmur bagi Sriwijaya. Tak berlebihan bila Sriwijaya dapat dianggap sebagai negara maritim yang mumpuni di beberapa aspek strategisnya: politik, ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya. Pada masa ini, hasil bumi seperti kapur barus, gaharu, cendana, kapulaga, dan gambir tumbuh melimpah.

Foto: buddhazine.com

Sumber:
Syukur, Y., Kumoratih, D., Nugraha, I., Kushardjanto, B., dan Wanastri, P. (2018). Kisah Negeri-Negeri di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Negeri Rempah

#penjelajahrempah #parapenjelajahrempah #negerirempah #jalurrempah #rempahrempah #rempahnusantara #spicerouteid #spiceroute #atisadipankara #atisa #atisha #sriwijaya