JAKARTA - Penandatanganan nota kesepahaman sebagai komitmen untuk mendukung gerakan Jalur Rempah yang beberapa tahun belakangan gencar digelorakan, dilakukan Yayasan Negeri Rempah dengan Indonesian Diaspora Business Council (IDBC). Kesepahaman yang ditandatangani ini terutama terkait dengan pengembangan dan peluang ekonomi dalam narasi besar Jalur Rempah.
Penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan pada 1 September 2021 dilakukan oleh Presiden IDBC Fify Manan dan Ketua Yayasan Negeri Rempah Kumoratih Kushardjanto, disaksikan Wakil Presiden IDBC Astrid Vasile (Australia), perwakilan dari Dewan Pengurus Yayasan Negeri Rempah, dan Koordinator Program Pasarempah Chaedar Saleh Reksalegora.
Bagi Negeri Rempah, kerja sama dengan IDBC ini menjadi tonggak penting yang dapat secara riil memfasilitasi para pelaku UMKM perdagangan rempah-rempah, yang potensial untuk dikembangkan agar memiliki nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan. Terutama di masa pandemi, para pelaku UMKM mengalami tantangan yang luar biasa. Salah satu program yang nantinya dihadirkan adalah Pasarempah.
Presiden IDBC Fify Manan mengatakan, hospitality industry adalah sektor yang paling terpukul oleh pandemi, yang mana ribuan bisnis dan sumber mata pencaharian hilang. Meski ekonomi perlahan terbuka, sektor ini masih belum sepenuhnya membaik karena adanya pembatasan yang membuat para pelaku usaha harus berjuang untuk mendapatkan keuntungan atau gulung tikar.
"Untuk membantu pelaku usaha yang terpuruk akibat pandemi, anggota IDBC dari Australia Diski Naim (Diaspora Melbourne) dan Astrid Vasile (Diaspora Western Australia) baru-baru ini mengembangkan platform yang disebut dengan "IDBC-TradeLink". Platform ini menawarkan peluang untuk mendorong kolaborasi lintas komunitas di bidang kewirausahaan, teknologi, pendidikan, juga inovasi," ujar Fify Manan, dalam siaran persnya, kemarin.
Faiq Faishal, yang merupakan bagian dari tim pengembang, merasa bangga karena platform promosi dan kolaborasi perdagangan virtual TradeLink ini dapat turut menampung informasi para pelaku UMKM yang tergabung dalam Pasarempah dan mengantarnya ke pasar global. Platform ini dapat diakses melalui www.idbc-tradelink.com. Tujuan platform ini adalah menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan memperce-pat promosi bisnis Indonesia; menyediakan platform direktori bisnis yang komprehensif sebagai sumber data tunggal untuk bisnis Diaspora Indone-sia; serta mengakomodir kolaborasi bisnis melalui platform interaksi seluler yang mudah digunakan.
Kolaborasi Menjadi Lebih Mudah
Meski kesepakatan ini mengedepankan dukungan pada pelaku UMKM, baik IDBC maupun Negeri Rempah sepakat untuk memperkaya cakupan kerja sama yang relevan sesuai dengan tujuan kerja sama untuk memperluas jejaring usaha melalui Diaspora Indonesia sekaligus membangun keterhubungan antarbangsa dan pemahaman antarbudaya. Ke depannya, IDBC dan Negeri Rempah akan menggelar berbagai kegiatan diskusi dan bincang virtual yang mengetengahkan beragam topik dan narasumber yang menginspirasi. Melalui platform Tradelink, kolaborasi menjadi lebih mu-dah karena platform ini memiliki kapasitas untuk menyedia-kan "forum" yang sederhana dan mudah diakses oleh para anggotanya.
Wakil Presiden IDBC Astrid Vasile (Australia) mengatakan, bekerja dengan Negeri Rempah akan saling menguntungkan bagi Indonesia dan diasporanya. Kolaborasi adalah alat bisnis yang kuat untuk komunitas bisnis, terlepas dari ukuran atau industri mereka. Ada rasa urgensi untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan banyak pihak yang berkepentingan dalam peluang ekonomi UKM ini. "Prioritas kami adalah menampilkan bisnis luar biasa kepada komunitas ekspor, bangsa, dan Diaspora Internasional, serta menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan mempercepat promosi bisnis Indonesia," katanya.
Fify Manan mengakui pertumbuhan ekonomi yang kuat di Indonesia merupakan ke-kuatan masa depan Asia Teng-gara. "Ada 12 juta diaspora di seluruh dunia dan TradeLink bergerak untuk membuktikan model platform yang unik, mendorong produktivitas melalui desain dan pengembangan terintegrasi di semua bidang Mode dan aktivitas industri lainnya. Hal ini membutuhkan orang yang tepat untuk peran khusus dan penyediaan keterampilan yang tepat untuk komunitas bisnis yang mendapat manfaat dari platform ini melalui keterlibatan ekonomi langsung dan tidak langsung. Peluang signifikan bagi bisnis dan pemangku kepentingan di berbagai sektor di mana kami memiliki kemampuan yang kuat," paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Negeri Rempah Kumoratih Kushardjanto mengungkapkan, program Pasarempah merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk dan layanan kreatif yang terinspirasi dari kekayaan rempah-rempah Indonesia maupun narasi Jalur Rempah. "Jadi, Negeri Rempah dan IDBC ini memberi ruang bagi teman-teman pelaku usaha UMKM yang produk olahan dan turunannya dari rempah-rempah untuk bisa memperluas pasarnya di luar negeri melalui jaringan Diaspora. Narasi Jalur Rempah jadi penting untuk storytelling jualan ke luar negeri. Gitu kira-kira," kata Kumoratih, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Kumoratih menuturkan, berkat komoditas rempah-rempah, Nusantara dari masa ke masa menjadi tempat bertemunya manusia dari berbagai belahan dunia yang sebagian besar memiliki semangat bukan semata untuk berdagang, tetapi juga untuk membangun peradaban. Jalur perdagangan rempah inilah yang menjadi sarana bagi pertukaran antarbudaya yang berkontribusi penting dalam membentuk peradaban dunia.
"Sejarah menunjukkan bahwa Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara/bangsa. Belajar dari dinamikanya di masa lalu, kiranya amatlah relevan bila Jalur Rempah menjadi rujukan dalam mencari warna diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang dan lapisan masyarakat," ujar Komoratih.
Jalur Rempah, sambung Kumoratih, dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antarbudaya; penghormatan dan pengakuan atas keberagaman budaya beserta warisannya; memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan saling berkontribusi, serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan.
Menurut Kumoratih, peran Diaspora Indonesia amat besar dalam mempromosikan Indonesia di luar negeri. Apalagi, saat ini Indonesia tengah berupaya untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai World Heritage. "Kita perlu mempererat persahabatan dan kerja sama dengan negara-negara sahabat. TradeLink dapat menjadi salah satu cara untuk memproyeksikan nilai-nilai Indonesia dan mempromosikan produk-produk terbaiknya ke dunia. Dengan dukungan Diaspora Indonesia, kita dapat mengambil langkah awal yang baik menuju tujuan kita, termasuk strategi untuk mengembangkan usaha di negara lain tempat diaspora kita berada. Narasi Jalur Rempah dapat turut memperkuat diplomasi Indonesia dalam konteks ekonomi," tandas Kumoratih.
Sekadar diketahui, Yayasan Negeri Rempah adalah organisasi nirlaba berbasis masyarakat yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk belajar dan memperoleh pengetahuan tentang keragaman Indonesia melalui kegiatan pendidikan dan budaya. Seiring dengan tumbuhnya komunitas ini, pada 2018 didirikan yayasan untuk menjaga keberlanjutan program. Sementara Indonesian Diaspora Business Council (IDBC) didirikan dan terdaftar di Indonesia pada 2012. Pemegang nama organisasi, Yayasan Usaha Bakti Diaspora Indonesia, adalah organisasi nirlaba yang bertujuan membina hubungan antara Indonesia dan negara di mana diaspora tinggal, baik swasta maupun sektor publik. Mereka beroperasi dengan membuka pintu untuk bisnis dan peluang profesional di Indonesia dan Indonesia. Fokus pada pemberdayaan Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan memungkinkan kontribusi mereka untuk Tanah Air.
Sumber: KORAN SINDO - 03 September 2021 - halaman 12 - Diaspora Indonesia Menggelorakan Jalur Rempah