Tempat: Denpasar - Bali
Tanggal: 12-12-2021
Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI) fokus kepada pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian lingkungan hidup tanpa meninggalkan siapapun di belakang.
Pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian lingkungan menjadi motivasi para penggiat Moringa Oleifera Lam. (Moringaceae) lintas pemangku kepentingan untuk memajukan budidaya pertanian yang berkelanjutan di Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini sering ditanam sebagai pagar hidup dan ditanam di sepanjang ladang atau tepi sawah. Ternyata, tanaman ini juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan dan digunakan pula sebagai tanaman obat. Bahkan, tanaman ini mendapat julukan the miracle tree atau tree for life karena manfaatnya yang luar biasa.
Pendekatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi lokomotif pengembangan inisiasi kami diatas, maka dari itu, ABMI memiliki visi menjadi inisiator pertama yang membuat moringa menjadi bagian budaya dan budidaya yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari Indonesia untuk dunia pada tahun 2045. Visi ini diselaraskan dengan enam (6) misi;
Tentunya misi ini tidak akan tercapai hanya melibatkan kalangan tertentu dan terbatas, ABMI tidak demikian. Seperti yang diutarakan di pembukaan paragraf bahwa motivasi pertama kami adalah pembangunan sumber daya manusia, dimana turut melibatkan seluruh penggiat pertanian tanaman superfood ini tanpa membeda-bedakan keterbatasan fisik dan usia. Kami meyakini bahwa seluruh warga Indonesia turut dapat mengambil peran dalam pembangunan untuk pewujudan kesejahteraan sosial.
Motivasi kedua kami adalah pelestarian lingkungan hidup, ABMI meyakini bahwa krisis perubahan iklim adalah suatu kenyataan dan tidak terhindari. Oleh sebab itu, melalui edukasi tepat sasaran di 6 (enam) wilayah pengembangan; Sumatera Utara, Jawa-Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat kepada Petani melalui perumusan strategi dan mekanisme adaptasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Oleh karena itu kelor adalah solusi yang sangat sederhana dan tersedia. Moringa oleifera disebut tanaman “Never Die” karena kemampuannya beradaptasi dengan cuaca, tanah, dan perubahan lingkungan lainnya. Tidak diragukan lagi, ada bukti yang jelas bahwa Moringa oleifera adalah tanaman yang cocok untuk perubahan iklim di Indonesia karena tingkat adaptasinya yang tinggi.
Asosiasi Beyond Moringa Indonesia mengajak semua pemangku kepentingan secara bersama-sama untuk menjadi bagian dari ’gerakan sosial’ dengan dua tujuan, yakni: pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian lingkungan hidup tanpa meninggalkan siapapun di belakang melalui Moringa Oliefera.
SELESAI
Kontak Media:Chaedar Saleh, +62 817-421-543
Kontak KerjasamaRina Rahmawati, +62 812-1782-8618
Visi Misi (PDF)
Read more
JAKARTA - Penandatanganan nota kesepahaman sebagai komitmen untuk mendukung gerakan Jalur Rempah yang beberapa tahun belakangan gencar digelorakan, dilakukan Yayasan Negeri Rempah dengan Indonesian Diaspora Business Council (IDBC). Kesepahaman yang ditandatangani ini terutama terkait dengan pengembangan dan peluang ekonomi dalam narasi besar Jalur Rempah.
Penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan pada 1 September 2021 dilakukan oleh Presiden IDBC Fify Manan dan Ketua Yayasan Negeri Rempah Kumoratih Kushardjanto, disaksikan Wakil Presiden IDBC Astrid Vasile (Australia), perwakilan dari Dewan Pengurus Yayasan Negeri Rempah, dan Koordinator Program Pasarempah Chaedar Saleh Reksalegora.
Bagi Negeri Rempah, kerja sama dengan IDBC ini menjadi tonggak penting yang dapat secara riil memfasilitasi para pelaku UMKM perdagangan rempah-rempah, yang potensial untuk dikembangkan agar memiliki nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan. Terutama di masa pandemi, para pelaku UMKM mengalami tantangan yang luar biasa. Salah satu program yang nantinya dihadirkan adalah Pasarempah.
Presiden IDBC Fify Manan mengatakan, hospitality industry adalah sektor yang paling terpukul oleh pandemi, yang mana ribuan bisnis dan sumber mata pencaharian hilang. Meski ekonomi perlahan terbuka, sektor ini masih belum sepenuhnya membaik karena adanya pembatasan yang membuat para pelaku usaha harus berjuang untuk mendapatkan keuntungan atau gulung tikar.
"Untuk membantu pelaku usaha yang terpuruk akibat pandemi, anggota IDBC dari Australia Diski Naim (Diaspora Melbourne) dan Astrid Vasile (Diaspora Western Australia) baru-baru ini mengembangkan platform yang disebut dengan "IDBC-TradeLink". Platform ini menawarkan peluang untuk mendorong kolaborasi lintas komunitas di bidang kewirausahaan, teknologi, pendidikan, juga inovasi," ujar Fify Manan, dalam siaran persnya, kemarin.
Faiq Faishal, yang merupakan bagian dari tim pengembang, merasa bangga karena platform promosi dan kolaborasi perdagangan virtual TradeLink ini dapat turut menampung informasi para pelaku UMKM yang tergabung dalam Pasarempah dan mengantarnya ke pasar global. Platform ini dapat diakses melalui www.idbc-tradelink.com. Tujuan platform ini adalah menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan memperce-pat promosi bisnis Indonesia; menyediakan platform direktori bisnis yang komprehensif sebagai sumber data tunggal untuk bisnis Diaspora Indone-sia; serta mengakomodir kolaborasi bisnis melalui platform interaksi seluler yang mudah digunakan.
Kolaborasi Menjadi Lebih Mudah
Meski kesepakatan ini mengedepankan dukungan pada pelaku UMKM, baik IDBC maupun Negeri Rempah sepakat untuk memperkaya cakupan kerja sama yang relevan sesuai dengan tujuan kerja sama untuk memperluas jejaring usaha melalui Diaspora Indonesia sekaligus membangun keterhubungan antarbangsa dan pemahaman antarbudaya. Ke depannya, IDBC dan Negeri Rempah akan menggelar berbagai kegiatan diskusi dan bincang virtual yang mengetengahkan beragam topik dan narasumber yang menginspirasi. Melalui platform Tradelink, kolaborasi menjadi lebih mu-dah karena platform ini memiliki kapasitas untuk menyedia-kan "forum" yang sederhana dan mudah diakses oleh para anggotanya.
Wakil Presiden IDBC Astrid Vasile (Australia) mengatakan, bekerja dengan Negeri Rempah akan saling menguntungkan bagi Indonesia dan diasporanya. Kolaborasi adalah alat bisnis yang kuat untuk komunitas bisnis, terlepas dari ukuran atau industri mereka. Ada rasa urgensi untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan banyak pihak yang berkepentingan dalam peluang ekonomi UKM ini. "Prioritas kami adalah menampilkan bisnis luar biasa kepada komunitas ekspor, bangsa, dan Diaspora Internasional, serta menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan mempercepat promosi bisnis Indonesia," katanya.
Fify Manan mengakui pertumbuhan ekonomi yang kuat di Indonesia merupakan ke-kuatan masa depan Asia Teng-gara. "Ada 12 juta diaspora di seluruh dunia dan TradeLink bergerak untuk membuktikan model platform yang unik, mendorong produktivitas melalui desain dan pengembangan terintegrasi di semua bidang Mode dan aktivitas industri lainnya. Hal ini membutuhkan orang yang tepat untuk peran khusus dan penyediaan keterampilan yang tepat untuk komunitas bisnis yang mendapat manfaat dari platform ini melalui keterlibatan ekonomi langsung dan tidak langsung. Peluang signifikan bagi bisnis dan pemangku kepentingan di berbagai sektor di mana kami memiliki kemampuan yang kuat," paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Negeri Rempah Kumoratih Kushardjanto mengungkapkan, program Pasarempah merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk dan layanan kreatif yang terinspirasi dari kekayaan rempah-rempah Indonesia maupun narasi Jalur Rempah. "Jadi, Negeri Rempah dan IDBC ini memberi ruang bagi teman-teman pelaku usaha UMKM yang produk olahan dan turunannya dari rempah-rempah untuk bisa memperluas pasarnya di luar negeri melalui jaringan Diaspora. Narasi Jalur Rempah jadi penting untuk storytelling jualan ke luar negeri. Gitu kira-kira," kata Kumoratih, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Kumoratih menuturkan, berkat komoditas rempah-rempah, Nusantara dari masa ke masa menjadi tempat bertemunya manusia dari berbagai belahan dunia yang sebagian besar memiliki semangat bukan semata untuk berdagang, tetapi juga untuk membangun peradaban. Jalur perdagangan rempah inilah yang menjadi sarana bagi pertukaran antarbudaya yang berkontribusi penting dalam membentuk peradaban dunia.
"Sejarah menunjukkan bahwa Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara/bangsa. Belajar dari dinamikanya di masa lalu, kiranya amatlah relevan bila Jalur Rempah menjadi rujukan dalam mencari warna diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang dan lapisan masyarakat," ujar Komoratih.
Jalur Rempah, sambung Kumoratih, dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antarbudaya; penghormatan dan pengakuan atas keberagaman budaya beserta warisannya; memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan saling berkontribusi, serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan.
Menurut Kumoratih, peran Diaspora Indonesia amat besar dalam mempromosikan Indonesia di luar negeri. Apalagi, saat ini Indonesia tengah berupaya untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai World Heritage. "Kita perlu mempererat persahabatan dan kerja sama dengan negara-negara sahabat. TradeLink dapat menjadi salah satu cara untuk memproyeksikan nilai-nilai Indonesia dan mempromosikan produk-produk terbaiknya ke dunia. Dengan dukungan Diaspora Indonesia, kita dapat mengambil langkah awal yang baik menuju tujuan kita, termasuk strategi untuk mengembangkan usaha di negara lain tempat diaspora kita berada. Narasi Jalur Rempah dapat turut memperkuat diplomasi Indonesia dalam konteks ekonomi," tandas Kumoratih.
Sekadar diketahui, Yayasan Negeri Rempah adalah organisasi nirlaba berbasis masyarakat yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk belajar dan memperoleh pengetahuan tentang keragaman Indonesia melalui kegiatan pendidikan dan budaya. Seiring dengan tumbuhnya komunitas ini, pada 2018 didirikan yayasan untuk menjaga keberlanjutan program. Sementara Indonesian Diaspora Business Council (IDBC) didirikan dan terdaftar di Indonesia pada 2012. Pemegang nama organisasi, Yayasan Usaha Bakti Diaspora Indonesia, adalah organisasi nirlaba yang bertujuan membina hubungan antara Indonesia dan negara di mana diaspora tinggal, baik swasta maupun sektor publik. Mereka beroperasi dengan membuka pintu untuk bisnis dan peluang profesional di Indonesia dan Indonesia. Fokus pada pemberdayaan Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan memungkinkan kontribusi mereka untuk Tanah Air.
Sumber: KORAN SINDO - 03 September 2021 - halaman 12 - Diaspora Indonesia Menggelorakan Jalur Rempah
Pada tanggal 1 September 2021, Yayasan Negeri Rempah dan Indonesian Diaspora Business Council (IDBC) melakukan penandatangan nota kesepahaman secara virtual sebagai komitmen untuk mendukung gerakan Jalur Rempah khususnya yang terkait dengan pengembangan peluang ekonomi. Pasarempah yang diinisiasi oleh Yayasan Negeri Rempah merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk dan layanan kreatif yang terinspirasi dari kekayaan rempah-rempah Indonesia maupun narasi Jalur Rempah. Kerjasama dengan IDBC ini menjadi tonggak penting yang dapat secara riil memfasilitasi para pelaku UMKM yang potensial untuk dikembangkan agar memiliki nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan. Terutama di masa pandemi, para pelaku UMKM mengalami tantangan yang luar biasa.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Presiden IDBC, Fify Manan, dan Ketua Yayasan Negeri Rempah, Kumoratih Kushardjanto, disaksikan oleh Wakil Presiden IDBC Astrid Vasile (Australia), perwakilan dari Dewan Pengurus Yayasan Negeri Rempah dan Koordinator Program Pasarempah, Chaedar Saleh Reksalegora.
Dalam uraian singkatnya, Fify Manan mengatakan, “Hospitality industry adalah sektor yang paling terpukul oleh pandemi, yang mana ribuan bisnis dan sumber mata pencaharian hilang. Meski ekonomi perlahan terbuka, sektor ini masih belum sepenuhnya membaik karena adanya pembatasan yang membuat para pelaku usaha harus berjuang untuk mendapatkan keuntungan atau gulung tikar”.
Untuk membantu pelaku usaha yang terpuruk akibat pandemi, anggota IDBC dari Australia, Diski Naim (Diaspora Melbourne) dan Astrid Vasile (Diaspora Western Australia) baru-baru ini mengembangkan platform yang disebut dengan “IDBC-TradeLink". Platform ini menawarkan peluang untuk mendorong kolaborasi lintas komunitas di bidang kewirausahaan, teknologi, pendidikan, juga inovasi. Faiq Faishal, yang merupakan bagian dari tim pengembang, merasa bangga karena platform promosi dan kolaborasi perdagangan virtual TradeLink ini dapat turut menampung informasi para pelaku UMKM yang tergabung dalam Pasarempah dan mengantarnya ke pasar global. Platform ini dapat diakses melalui www.idbc-tradelink.com.
Tujuan platform ini adalah menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan mempercepat promosi bisnis Indonesia; menyediakan platform direktori bisnis yang komprehensif sebagai sumber data tunggal untuk bisnis Diaspora Indonesia; serta mengakomodir kolaborasi bisnis melalui platform interaksi seluler yang mudah digunakan.
Meski kesepakatan ini mengedepankan dukungan pada pelaku UMKM, baik IDBC maupun Negeri Rempah sepakat untuk memperkaya cakupan kerjasama yang relevan sesuai dengan tujuan kerjasama untuk memperluas jejaring usaha melalui Diaspora Indonesia sekaligus membangun keterhubungan antarbangsa dan pemahaman antarbudaya. Ke depannya, IDBC dan Negeri Rempah akan menggelar berbagai kegiatan diskusi dan bincang virtual yang mengetengahkan beragam topik dan narasumber yang menginspirasi. Melalui platform Tradelink, kolaborasi menjadi lebih mudah karena platform ini memiliki kapasitas untuk menyediakan "forum" yang sederhana dan mudah diakses oleh para anggotanya.
Bekerja dengan Negeri Rempah akan saling menguntungkan bagi Indonesia dan Diasporanya, demikian Astrid menambahkan bahwa “…kolaborasi adalah alat bisnis yang kuat untuk komunitas bisnis, terlepas dari ukuran atau industri mereka. Ada rasa urgensi untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan banyak pihak yang berkepentingan dalam peluang ekonomi UKM ini. Prioritas kami adalah untuk menampilkan bisnis luar biasa kepada komunitas ekspor, bangsa dan Diaspora Internasional, dan menghubungkan peluang bisnis di antara Diaspora Indonesia di seluruh dunia dan mempercepat promosi bisnis Indonesia”.
Fify Manan mengakui pertumbuhan ekonomi yang kuat di Indonesia merupakan kekuatan masa depan Asia Tenggara. “Ada 12 juta Diaspora di seluruh dunia dan TradeLink bergerak untuk membuktikan model platform yang unik, mendorong produktivitas melalui desain dan pengembangan terintegrasi di semua bidang Mode dan aktivitas industri lainnya. Hal ini membutuhkan orang yang tepat untuk peran khusus dan penyediaan keterampilan yang tepat untuk komunitas bisnis yang mendapat manfaat dari platform ini melalui keterlibatan ekonomi langsung dan tidak langsung. Peluang signifikan bagi bisnis dan pemangku kepentingan di berbagai sektor di mana kami memiliki kemampuan yang kuat”.
Peran Diaspora Dukung Rempah sebagai Produk Indonesia yang Memiliki Keunggulan Kompetitif
Kumoratih juga menambahkan bahwa berkat komoditas rempah-rempah, Nusantara dari masa ke masa menjadi tempat bertemunya manusia dari berbagai belahan dunia yang sebagian besar memiliki semangat bukan semata untuk berdagang, tetapi juga untuk membangun peradaban. Jalur perdagangan rempah inilah yang menjadi sarana bagi pertukaran antarbudaya yang berkontribusi penting dalam membentuk peradaban dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negarabangsa. Belajar dari dinamikanya di masa lalu, kiranya amatlah relevan bila Jalur Rempah menjadi rujukan dalam mencari warna diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang dan lapisan masyarakat.
Jalur Rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerjasama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antarbudaya; penghormatan dan pengakuan atas keberagaman budaya beserta warisannya; memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan saling berkontribusi, serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan. “Peran Diaspora Indonesia amat besar dalam mempromosikan Indonesia. Apalagi, saat ini Indonesia tengah berupaya untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai World Heritage. Kita perlu mempererat persahabatan dan kerjasama dengan negara-negara sahabat. TradeLink dapat menjadi salah satu cara untuk memproyeksikan nilai-nilai Indonesia dan mempromosikan produk-produk terbaiknya ke dunia. Dengan dukungan diaspora Indonesia, kita dapat mengambil langkah awal yang baik menuju tujuan kita, termasuk strategi untuk mengembangkan usaha di negara lain tempat diaspora kita berada. Narasi Jalur Rempah dapat turut memperkuat diplomasi Indonesia dalam konteks ekonomi.”, pungkas Kumoratih.
Jakarta, 1 September 2021.
Kunjungi kami di http://www.idbc-tradelink.com