Jakarta: Rempah merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang kadang terlupakan. Padahal penting bagi bangsa Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap sumber daya ini. Termasuk sebuah forum yang diadakan untuk mengedukasi masyarakat, sekaligus mengingatkan kembali kekayaan yang kita miliki.
 
International Forum on Spice Route (IFSR) atau Forum Internasional Rute Rempah-rempah diselenggarakan selama enam hari untuk mengedukasi masyarakat agar mengetahui  perkembangan dari rempah-rempah Indonesia. Kegiatan dalam acara ini bermacam-macam, mulai dari kuliah umum, diskusi, talk show, hingga makan bersama.

Kegiatan ini memfokuskan kekuatan warisan budaya dan semangat multikulturalisme melalui narasi sosio-kultural-historis jalur rempah dan perdagangan maritim yang bersesuaian dengan hal-hal kekinian. Dengan pendekatan tersebut, IFSR diharapkan dapat memperkuat kekuatan Indonesia khususnya di bidang maritim ke depannya.
 
“Dalam konteks yang lebih strategis, forum ini meletakkan Indonesia ke dalam percaturan perbincangan dunia (dimulai dari wilayah regional Asia Tenggara) dengan perspektifnya yang unik dalam memaknai sejarah perdagangan maritim dari masa ke masa,” ujar Staf Ahli Menteri Sosio-Antropologi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Tukul Rameyo Adi dalam International Forum on Spice Route di Jakarta. 

Bila kembali ke konteks sejarah, nusantara begitu penting mengingat posisinya begitu strategis menghubungkan negara-negara besar seperti Tiongkok, India, Timur Tengah dan Eropa. Indonesia menjadi pemasok barang yang begitu esensial yaitu rempah-rempah.
 
Menurut data, diperkirakan bahwa dalam perjalanan waktu dan pada skala dunia, 400-500 spesies tanaman telah dipergunakan dan dikenal sebagai rempah. Di Asia Tenggara sendiri, jumlahnya mendekati 275 spesies.
 
“Jadi, bayangkan saja. Ketika Eropa belum memiliki banyak pengetahuan tentang berbagai komoditas, rempah-rempah dari dunia Timur telah menyediakan khasiat, cita rasa dan aroma yang dipergunakan sebagai bumbu masak, penawar racun, dan obat. Bahkan sampai bahan pengawet,” tutur panitia penyelenggara IFSR dari Yayasan Negeri Rempah, Bram Kushardjanto.
 
Melihat fakta tersebut artinya peran dari rempah-rempah begitu kuat bahkan dapat memengaruhi kondisi politik, ekonomi, dan juga sosial budaya dalam skala global. Hal ini memperkuat alasan negara kita harus terus mengangkat warisan budaya ini.
 
“Apalagi ketika dewasa ini banyak bergulir pertarungan konsep seperti Jalur Sutera Maritim yang diusung Tiongkok, maupun ragam konsep tentang wawasan Indo-Pasifik yang kesemuanya menuntut Indonesia untuk mengambil peranan yang penting,” jelas Hassan Wirajuda, Menteri Luar Negeri RI Periode 2001 -2009 yang saat ini juga duduk sebagai ketua dewan pembina Yayasan Negeri Rempah.

Sumber: Melestarikan Rempah sebagai Warisan Bangsa Indonesia - Medcom.id