Liputan6.com, Jakarta - Lain tempat, lain pula serapan kulturnya, begitu pula dengan rempah-rempah. Sebagai orang Indonesia, komoditas ini sudah begitu lekat dengan keseharian. Rempah menyapa indra perasa lewat bumbu-bumbu masakan, juga meninggalkan memori tertentu melalui aroma-aroma khas, misalnya.
Pemanfaatan rempah-rempah di belahan dunia lain nyatanya tidak terlalu berbeda. Asimilasi budaya setempat yang kemudian membuatnya memiliki identitas masing-masing.
Di Indonesia, Wawan Sujarwo, Ph.D., dari Ethnobiological Society of Indonesia mengatakan bahwa sementara rempah sebagai bumbu sajian begitu identik, komoditas ini juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan bahan aromaterapi. Dalam hal aromaterapi, kayu manis jadi yang terpopuler.
"Kayu manis juga dikenal sebagai obat (tradisional) yang legendaris di Indonesia bagian timur," katanya dalam International Forum on Spice Route (IFSR) 2021, Selasa, 20 September 2021.
Prof. Zaal Kikvidze, Ph.D. dari Ilia State University, Tbilisi, Georgia menyambung bahwa di negaranya, yang berlokasi di "persimpangan" Asia-Eropa dan masuk dalam Jalur Sutra, rempah didominasi dalam melengkapi cita rasa sajian. "Di samping tentu Georgia dikenal melalui warisan pembuatan anggur," ucapnya di kesempatan yang sama.
Beberapa rempah yang umum di Georgia antara lain ketumbar, marigold, kemangi, daun mint, kunyit, oregano, kayu manis, pala, dan vanila. Ia selanjutnya memperlihatkan kuliner berupa bubur sorgum yang disajikan bersama saus prunus tercatat di Museum Etnografi, Tbilisi.
Sumber: Macam-Macam Pemanfaatan Rempah di Indonesia, China, dan Georgia - Lifestyle Liputan6.com