Senin, 20 September 2021

16.00- 17.30 WIB 

 

Pembicara: 

  1. Fify Manan (President of Indonesian Diaspora Business Council in USA) 
  2. Mona Liem (Kurator Seni, Founder of Connected Art Platform in Switzerland) 
  3. Sidi Rana Menggala (Peneliti Kayu Manis, Founder of Spice Land Indonesia in Belgia) 

Moderator : Dr. Tjahjo Suprayoga (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca / Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Indonesia)

 

Diaspora adalah warga suatu bangsa di luar wilayahnya. Indonesia memiliki banyak diaspora yang tersebar di berbagai negara. Untuk membantu diaspora Indonesia, pada Kongres Diaspora tahun 2012 di Los Angeles didirikan Indonesian Diaspora Business Council (IDBC) yang digagas Dino Patti Djalal. Fify Manan menjelaskan tiga misi IDBC: membantu diaspora membangun bisnis; menjembatani bisnis antar diaspora; dan promosi di Indonesia. IDBC juga membuat platform online, IDBC-Tradelink. 

Di bidang seni, diaspora Indonesia juga berkiprah. Misalnya Mona Liem mengisahkan pengalamannya di Swiss mengangkat seni tentang Indonesia. Gaya seni Indonesia yang berbeda, terutama dari penggunaan warna, menimbulkan seni kerap ditolak. Namun Ars Electronica sebagai festival teknologi terbesar dan tertua di dunia mengundang untuk mempromosikan seni tentang Indonesia. 

Di bidang rempah sendiri, Sidi Rana Menggala meneliti kayu manis di Belgia. Kayu manis di Belgia merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dikonsumsi, termasuk untuk pengobatan tradisional. Sejak 2017, Indonesia merupakan penyumbang terbesar kayu manis ke Belgia. Namun hal ini masih menemui kendala: ketersediaan produk dan pasar; teknologi dan produksi; tenaga kerja; finansial dan akses ke pasar modal; isu lingkungan; dan kesejahteraan petani kecil.