Rabu, 22 September 2021
12.30- 14.30 WIB
Pembicara:
Moderator: Bram Kushardjanto (Yayasan Negeri Rempah)
Laut dalam kawasan Jalur Rempah tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar wilayah untuk mengantarkan rempah. Di era sekarang, laut amat berguna untuk mengantarkan komoditas lain, termasuk minyak dan gas. Kapal, sebagai alat utama, menjadi wajib dimiliki dengan teknologi mumpuni. Muhammad Irfan Zainul Fikri menceritakan Pertamina sebagai perusahaan migas Indonesia yang dilengkapi dengan kepemilikan kapal untuk mengurangi biaya pengangkutan, dengan SIUPAL (Surat Izin Perusahaan Angkut Laut).
Indra Lianggoro Widhy Nugroho menjelaskan bahwa rute kapal Pertamina memiliki kemiripan dengan rute yang dilalui Jalur Rempah. Namun rute Pertamina juga merentang sampai ke Amerika menembus US Coast Guard (Penjaga Pantai Amerika Serikat) yang terkenal ketat. Salah satu tantangan untuk distribusi ini adalah desain kapal yang tidak hanya kuat berlayar jauh, tetapi juga ramah lingkungan untuk mengurangi emisi yang akan merusak alam.
Menelusuri kembali Jalur Rempah di masa sekarang tidak hanya berguna untuk mengantarkan barang. Jajang Gunawijaya melihat bahwa Jalur Rempah memiliki nilai sejarah yang bisa dijadikan daya tarik wisata. Selain melakukan tapak tilas sejarah, dalam berbagai situs yang dikunjungi akan dikenalkan berbagai jenis rempah beserta penggunaannya.
Kocu Andre Hutagalung menyatakan bahwa Jalur Rempah memang sejak dulu memiliki nilai ekonomi, yang diperkirakan mencapai US$ 8 triliun di era kolonial. Untuk mencapai nilai tersebut, maka potensi Jalur Rempah harus dimaksimalkan terlebih dahulu.