Selasa, 21 September 2021

10.00- 12.00 WIB 

 

Pembicara: 

  1. Prof. Tim Winter, Ph.D. (University of Western, Australia) 
  2. Prof. Johannes Widodo, Ph.D. (National University of Singapore)
  3. Dave Lumenta Ph.D (University of Indonesia)

Moderator : Maulana Ibrahim Ph.D (Khairun University, Ternate / Negeri Rempah Foundation, Indonesia) 

 

Kebudayaan dapat berfungsi untuk memajukan inovasi dan ekonomi. Tim Winter mengamati peluang ini melalui ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif ini juga dapat menjadi sarana promosi Jalur Rempah. Ada tiga tipe ekonomi kreatif yang dapat digunakan di antaranya: kuliner; media sosial; dan game. Untuk menggali potensi tersebut, upaya yang dilakukan harus bertanggungjawab. 

Johannes Widodo mengamati bahwa selama ini, ekonomi kreatif yang digalakkan adalah pariwisata yang justru cenderung tidak bertanggung jawab dalam artian tidak memperhatikan kondisi objek pariwisata tersebut dan bahkan merusaknya. Termasuk program Jalur Rempah juga harus memperhatikan keberlanjutan yang telah tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) agar tidak hanya meningkatkan konsumsi, tetapi juga kemakmuran masyarakat. 

Penciptaan, atau kreasi dari kebudayaan, dapat dilihat sebagai hubungan manusia dan alam. Untuk melihat ini, menurut Dave Lumenta, perlu menghindari pemisahan antara alam dan kebudayaan. Suatu kreasi, termasuk rempah atau kerajinan tangan, tidak hanya dilihat sebagai benda, tetapi juga melihat unsur sejarahnya. Dengan kata lain, kreasi adalah membangun hubungan. Tidak hanya hubungan manusia yang membuat, alam yang menyediakan bahannya, dan kreasi itu sendiri, tetapi juga dengan kelompok kebudayaan lain dan juga negara.