Kamis, 24 September

08.45 – 10.20 WIB

 

Pembicara: 

1. Dr. Tukul Rameyo Adi (Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi, Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

2. Agus P. Saptono (Konsul Jenderal RI, Mumbai, India)

Moderator: Bram Kushardjanto (Yayasan Negeri Rempah)

 

Peran rempah besar bagi Indonesia karena menjadi salah satu daya tarik yang menjadikan Indonesia titik bertemunya berbagai peradaban. Dr. Tukul Rameyo Adi menjelaskan Indonesia memiliki berbagai modal dari aspek sosial dan budaya yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk bisa memanfaatkan posisinya sebagai titik temu berbagai peradaban. Dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024, salah satu fokusnya adalah pengarusutamaan modal sosial budaya dengan memberi budaya lokal seperti pengetahuan tradisional sebagai aktor utama. Salah satunya melalui sektor pariwisata yang beragam dari wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, wisata buatan, wisata kesehatan, dan banyak lagi. Tujuannya adalah mengembangkan perekonomian lokal dengan meningkatkan ketertarikan pada produk lokal. 

Perkembangan ini tidak hanya konsumsi dalam negeri, tetapi juga dapat dilakukan via ekspor, seperti misalnya dengan India yang telah lama menjalin hubungan perdagangan rempah dengan Indonesia. Namun Agus P. Saptono menyatakan ada beberapa kendala yang harus ditanggulangi, seperti tarif ekspor dan standar tinggi pada produk yang akan diekspor. Hambatan ini harus dihadapi dengan kerja sama antar pemerintah serta peningkatan kualitas produk yang akan diekspor untuk bisa menembus pasar India sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.